Isu Kampung Digital Sepi Perhatian Publik

Semangat inovasi di setiap daerah terus digenjot oleh masing-masing Kepala Daerah hingga ke tingkat desa, salah satunya Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi mengadakan Festival Kampung Digital bertujuan mendorong inovasi pada pelayanan publik dan UMKM kreatif  di tingkat desa.

Isu inovasi kampung digital ini, sempat terdeteksi bertengger di jajaran trending topik Twitter pada pagi 03 September 2019 dengan tagar #Kampungdigitalbanyuwangi, dan telah dibagikan sebanyak 1,308 kali. Namun sayang seribu sayang, berdasarkan pemantauan Big Data Evello didapat jumlah sebaran informasi terkait inovasi ini justru seperti hilang begitu saja alias seperti ditelan bumi.

Gambar.1 Sebaran Percakapan Kampung Digital tertelan isu Pemindahan Ibukota dan BPJS (Pemantauan Serba-serbi)

Gambar 1 mengungkap bagaimana situasi persebaran kabar mengenai kampung digital tertelan isu pemindahan ibukota dan rencana kenaikan iuran BPJS (Pemantauan Serba-serbi). Meski demikian, dapat terlihat bahwa promosi program tersebut selain terkesan ‘asal-asalan’, belum tepat sasaran, dan tentu saja konsekuensinya akan berakhir dengan kurangnya respon public terhadap informasi seputar pentingnya kampung digital.

Gambar.2 Sebaran Percakapan Kampung Digital tertelan isu Pemindahan Ibukota dan BPJS (Pemantauan Serba-serbi)

Mengapa Kampung Digital?

Perlu diketahui bahwa dunia digital kini bergerak kian dinamis, canggih dan inovatif, oleh karena itu pemerintah disetiap Kabupaten mulai berlomba untuk memajukan daerahnya masing-masing demi berlangsungnya kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera secara menyeluruh.

Selain itu program ini sebenarnya untuk menciptakan masyarakat khususnya pelaku UMKM memiliki daya saing global. Pemkab Banyuwangi misalnya, terdeteksi telah menggelar Festival Kampung Digital di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, di Kecamatan Genteng beberapa hari lalu.

Kabar perhelatan tersebut juga terpantau Evello disebar melalui ragam media online seperti pada gambar 3, dibawah ini:

Gambar.3 Berita di media online mengenai Kampung Digital juga kurang mendapat respon oleh masyarakat

Detik.com mengulas tentang adanya 189 desa di Banyuwangi, di mana 90 persen di antaranya sudah berhasil dimasuki jaringan internet berbasis serat optik (fiber optic/FO).  Dengan jumlah desa yang telah memiliki akses internet, penduduknya semestinya bisa berperan serta dalam mensosialisasikan program Pemerintah Kabupaten.

Padahal program kampung digital ini nantinya diharapkan dapat dinikmati masyarakat Banyuwangi, dan hal itu juga sejalan dengan penuturan Bupati Banyuwangi seperti diulas Surya.co.id, menyebutkan adanya jaringan internet ke desa-desa, diharapkan bisa memaksimalkan program Smart Kampung di mana bukan hanya memberi pelayanan publik secara maksimal, namun juga mengintegrasikan dengan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi kreatif.

‘Event is about buzz’

Gambar 4. Share Index menunjukkan kabar Kampung Digital tidak terlihat mendapat ruang perhatian publik

Dari gambar 4 terlihat bahwa respon masyarakat terhadap Kampung Digital kurang dari 1%. Evello juga mencatat hanya beberapa media online saja yang memberitakan tentang isu Kampung Digital ini, serapan publik terhadap seluk beluk informasi seputar kampung digital sangat kecil.

Pertanyaannya, apakah penetrasi internet 90% di 189 desa juga diikuti dengan meningkatnya pengguna internet di Banyuwangi? atau Humas Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang kurang “woro-woro” nya? Dalam hal ini pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebaiknya melibatkan influencer lokal untuk membantu mempromosikan program Kampung Digital.

Event is about buzz, untuk meningkatkan keterlibatan, penduduk Banyuwangi dengan adanya infrastruktur internet dibanyak desa tersebut seharusnya bisa dilibatkan pada digital campaign untuk mempromosikan Kampung Digital.

SHARE

Trending Now