Menakar Kehadiran Digital Partai Politik

Twitter Impression adalah hal paling menarik sejak kepemilikannya jatuh ke tangan Elon Musk. Bagaimana tidak, media sosial yang tadinya disebut mainan orang tua, orang sekolahan dan buzzer politik sekarang meluas segmen penggunanya sejak berlaku algoritma “mirip FYP” Tiktok.
Dengan impression, orang tak lagi memburu jumlah retweet atau likes sebagai satu-satunya alat ukur interaksi. Atau bahkan peduli amat dengan jumlah follower. Twitter Impression merupakan indikator kehadian di Twitter. Jika peduli dengan citra Anda dikenal audiens, Anda harus peduli berapa kali tweet Anda muncul dalam di linimasa seseorang dalam satuan waktu tertentu.
Nilai impression sekaligus menunjukkan seberapa relevan tweet yang dibuat dengan audiens. Semakin tinggi nilai Impression, semakin relevan tweet tersebut dimata Audiens. Jika pengertian di atas diarahkan pada partai politik, menakar impression menunjukkan kehadiran partai politik tersebut di twitter.
Dari takaran inilah terlihat tingkat kehadiran partai politik bagi audiens twitter. Mengacu pada data yang dihimpun melalui mesin Evello pada periode 1-14 April 2023, Evello membelah makna impression partai politik menjadi dua bagian. Belahan pertama adalah partai politik yang berburu di laut lepas dan belahan kedua partai politik yang berburu di kolam ikan.
PSI dan Partai Buruh adalah kelompok partai politik yang berburu di laut lepas. Mengapa? Nilai impression PSI mencapai 3.156.728 tayang jauh di atas jumlah pengikutnya 159.107 follower. Hal yang sama berlaku pada Partai Buruh. Dengan impression mencapai 88.282 dan pengikutnya 3.894 di twitter, konten partai buruh telah berkelana jauh dari sekedar berputar-putar di kalangan pengikutnya.
PKB, Nasdem, PDI Perjuangan, Perindo dan PAN adalah kelompok yang berburu di kolam ikan. Pada periode ini, nilai impressionnya tidak lebih tinggi dibandingkan jumlah pengikutnya. Mengapa impression PSI dan Partai Buruh terbilang tinggi? Tak lain dan tak bukan adalah kualitas konten, seperti ungkapan Bill Gates tahun 1996 saat internet tak pernah dibayangkan penduduk bumi: “Content is King”.

Partai Politik dan Disrupsi Digital

Ada yang enerjik, ada yang kembali muda dan ada juga yang terlihat tua plus kolot. Demikian analisa #Evello setelah menyandingkan partai politik di mata pengguna Instagram. Dari 17 ribu lebih unggahan yang diolah oleh evello, terlihat jika ada partai yang bertransformasi di ranah digital dan ada yang gagal. Mereka yang gagal mengambil manfaat dari kehadiran teknologi digital terlihat makin suram. Itulah Disrupsi Digital. Ia bukan sekedar ada acara atau agenda partai lantas diunggah di Media Sosial.
#Demokrat#PKS#PSI dan #PartaiUmmat dalam periode pantau Evello terlihat berjaya. Tak berada pada pusaran kekuasaan eksekutif, Demokrat dan PKS sanggup membangun eksistensi mereka di mata pengguna media sosial berpengikut lebih dari 85 juta orang di Indonesia. Sementara itu, PSI dengan kemampuan mereka mengayun berbagai isu politik nasional, terutama DKI Jakarta menjadikannya sebagai partai yang sering dilihat pengguna Instagram.
Angkat topi, Salute, Take A Bow bisa diberikan kepada partai baru, Partai Ummat yang bisa membangun brand image dirinya bukan bagian dari partai gurem. Berada pada posisi ke-8 terbanyak tayang, Partai Ummat seperti bukan dari kumpulan “partai baru tanpa harapan”.

Selain keempat partai tersebut, Evello melihat ada empat partai dengan kemampuan mengarungi dunia digital dengan baik. Mereka adalah partai dalam lingkaran kekuasaan. Berturut-turut adalah #PDIPerjuangan#Gerindra#Golkar dan #Nasdem.
Dalam catatan Evello, PDI Perjuangan adalah partai penguasa yang sanggup membangun brand image baru. Ia tak lagi partainya wong cilik. Cara PDI Perjuangan mengarungi disrupsi digital patut untuk diacungi jempol. Metode yang dipakainya sangat baik dan manjur. “Buy Your Way Out” adalah salah satu metode yang menurut hemat Evello membuat PDI Perjuangan dikenal menjadi partai kader, bukan alat propaganda elitnya saja.

Sementara itu, masih ada waktu yang cukup bagi #PAN#PKB dan #PPP untuk menantang disrupsi digital. Masih banyak metode yang bisa dipakai untuk membangun brand image baru dan memperkuat eksistensinya. Jangan pernah mengambil posisi “abai” dan seperlunya saja.

Selengkapnya? #TanyaEvello

Tiga Partai Politik Terbanyak Tayang di Tiktok

Dari 3.700 unggahan video di jejaring #Tiktok, terdapat tiga partai politik dengan jumlah plays mencapai lebih dari 10 juta. Ketiganya adalah @pdiperjuangan@pdemokrat dan @Gerindra.
Dalam jumlah tayang, #pdiperjuangan dominan menguasai jagad tiktok dengan capaian tayang mencapai 199 juta. Menyusul adalah #PartaiDemokrat dengan jumlah tayang mencapai 134 juta.
Pada posisi ketiga, #Gerindra dengan jumlah tayang mencapai 39 juta.
Gap yang tinggi antar partai menunjukkan jika belum semua partai politik menggarap komunikasi serius di jejaring media sosial yang sedang berkembang pesat di #Indonesia saat ini.