Menggunakan pendekatan Psychologi AI, kami di Evello berdecak kagum saat menganalisis isi unggahan Instagram. Hasil analisis evello menunjukkan Ia menulis tentang perlakuan rasis masyarakat Spanyol dan Laliga dengan kondisi yang rasional.
Skor evello untuk dimensi kepribadian Vini saat menulis mencapai rational 88%. Vini tak hanya piawai soal si kulit bundar. Tulisan Vini yang juga dikecam oleh Javier Tebas, Presiden Laliga terbaca sangat elegan. Ia tak hanya pintar mengolah sudut pandang subyektifnya (Self-Revealing 99%), tetapi mampu menceritakan situasinya dengan gaya komunikasi yang berorientasi fakta (Fact-Oriented 99%).
Lalu apa dampak tulisan Vini? Skor Brand Image terhadap situasi rasis di Laliga terbaca Indifferent 80%. Skor ini menunjukkan peluang turunnya citra Laliga sebagai salah satu liga paling populer sejagad. Walaupun belum sampai pada tahap detract, peluang ini sangat terbuka apabila tidak ada komitmen kuat untuk perbaikan.
Analisis ini juga didukung setelah Evello mencoba mengklasifikasikan dampak tulisan Vini melalui Taxonomy Analyzer. Skor Politics mencapai 68% menunjukkan jika kasus ini bukan lagi soal Vini. Bagi segmen psikografis pecinta bola, situasi rasis yang menimpa Vini membuat mual, bahkan menjijikkan.
Dengan skor 98% Disgust, peristiwa ini bisa saja melebar ke segmen psikografis yang lain. Ibu-ibu arisan atau bahkan penggemar Cold Play. Dalam tulisannya, Vini menyatakan akan tetap melawan para rasis. Keinginan Vini tak bertepuk sebelah tangan. Ia bahkan didukung besarnya sentimen negatif 99% yang menunjukkan jika kuatnya dorongan perlawanan perlakuan rasis.


