Pemadaman Listrik dalam Rekaman Big Data

Hari Minggu, 4 Agustus 2019, sekitar pukul 12.00 wilayah Cipedak Jagakarsa, Jakarta Selatan aliran listrik padam. Ternyata setelah lima belas menit, mulai ramai di WAG, pemadaman listrik ini bukan hanya di wilayah Jaksel, namun se-Jawa Bali. Artikel BBC menjelaskan bahwa penyebab pemadaman oleh gangguan pada jalur transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, di Jawa Tengah, yang mengakibatkan kegagalan pasok energi dari timur ke barat Jawa, termasuk Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Penjelasan dari Pelaksana tugas direktur utama PLN, Sripeni Intan Cahyani, dalam keterangan pers di Jakarta, hari Minggu 4 Agustus 2019, mengatakan untuk kawasan ibu kota Jakarta, jika sesuai rencana dan sistem berjalan dengan baik, pasok listrik pulih dalam waktu sekitar tiga jam.

Dalam rekaman percakapan netizen, tampak adanya peningkatan mulai tanggal 4 Agustus 2019 pada target ‘Listrik Mati’ dan ‘PLN’. ‘Tensi’ turun seiring dengan normalnya kembali pasukan listrik. Dimana frekuensi percakapan mulai berkurang di tanggal 7 Agustus 2019.

Padamnya aliran listrik ini, berimbas pada gangguan internet, sinyal ponsel, transportasi publik dan transaksi perbankan. Besarnya skala percakapan seputar isu pemadaman listrik ini bisa kita ketahui dengan melihat Share Index. Jumlah agregat percakapan last seven days 79.560 ini cukup besar. Sebagai pembanding pada periode yang sama, pada interest IPOLEKSOSBUDHANKAM rerata total percakapan di angka 30 ribuan.

Bagaimana reaksi masyarakat ‘korban PLN’ ini bisa kita lihat jelas pada feed Result di Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Feed result menggambarkan bagaimana respon masyarakat terhadap pemadaman listrik

Keluhan pengguna jasa PLN ini beragam, ada yang membandingkan dengan kejadian serupa di negara lain. Dimana setelah adanya insiden listrik padam di Taiwan, presidennya minta maaf dan menterinya minta undur diri.

Gambar 4. Sebaran percakapan Litrik mati dan PLN, periode 31 Juli-7 Agustus 2019

Menariknya, walaupun yang padam listrik terjadi pada area Jawa dan Bali, namun sebaran percakapan ke dua target ini merata di seluruh Indonesia. Seperti tersaji di Gambar 3 di atas. Ini membuktikan bahwa jika isu besar terjadi di Pulau Jawa, maka perbincangan warganet membesar dan akan menjadi isu nasional. (Ario)

SHARE

Trending Now