Pengaruh dari Cognitive Bias Availability Heuristic Membahayakan Kita

Apakah kamu pernah mendengar seseorang yang takut periksa kesehatan ke laboratorium hanya karena takut kelihatan semua penyakitnya? “Ah mending gak tahu saya punya penyakit apa daripada tahu malah tambah sakit” kata Budi sambil menghembuskan asap rokok .

Budi merasa tubuhnya sering lemas dan mudah lelah dalam beberapa bulan terakhir. Istrinya menyarankan agar ia segera pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Budi menolak dengan tegas

“Aku takut kalau diperiksa malah ketahuan penyakit yang parah,” katanya dengan nada ragu.

Istrinya mencoba meyakinkan, “Tapi kalau cepat ketahuan, kan, bisa cepat diobati. Justru lebih bahaya kalau dibiarkan.”

Budi tetap bersikeras. Ia teringat pada beberapa cerita dari teman-temannya yang pergi ke rumah sakit dalam keadaan sehat-sehat saja, tetapi setelah diperiksa, malah didiagnosis dengan penyakit serius.
Ia pun teringat cerita pamannya yang hanya mengeluhkan sakit perut ringan, lalu setelah diperiksa, ternyata harus menjalani operasi besar. Semua ingatan ini membuatnya semakin yakin bahwa pergi ke rumah sakit bisa berujung pada kabar buruk.
Yang tidak disadari Budi adalah bahwa ia sedang terjebak dalam Availability Heuristic.
Ia lebih mudah mengingat cerita orang-orang yang mengalami kejadian buruk setelah diperiksa ke rumah sakit, dibandingkan dengan ribuan pasien lainnya yang menjalani pemeriksaan rutin dan mendapatkan hasil yang baik.
Informasi yang paling mudah diingat bukan berarti paling sering terjadi, tetapi otaknya secara otomatis menilai bahwa apa yang ia ingat itulah yang paling umum.
Setelah beberapa minggu, kondisi Budi semakin memburuk. Akhirnya, ia terpaksa ke dokter. Ternyata, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia mengalami anemia ringan yang bisa diatasi dengan perubahan pola makan dan suplemen. Ia pun lega dan menyesali ketakutannya yang berlebihan.
Dari pengalaman Budi, dapat disimpulan jika Availability Heuristic adalah kecenderungan manusia untuk menilai probabilitas atau signifikansi suatu peristiwa berdasarkan seberapa mudah contoh-contohnya terlintas dalam ingatan.
Apa yang Budi alami kerap terjadi dalam kognisi kolektif masyarakat Indonesia. Misalnya Stigma Terhadap Kelompok Sosial Tertentu. Stigma ini datang karena pengaruh dari Cognitive Bias Availability Heuristic.
Pernah punya pengalaman serupa?

 

SHARE

HEADLINES