Diperbincangkan melibatkan lebih dari 240 ribu akun twitter menunjukkan kalau aksi demonstrasi mahasiswa Indonesia jelang akhir September 2019 sebagai isu terbesar sepanjang tahun 2019. Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden 2019 yang baru saja lewat tidak pernah menarik begitu banyak pemilik akun twitter untuk ikut-ikutan menggerakkan jempolnya.
Lalu adakah isu lainnya yang melibatkan perhatian pengguna media sosial paling ribut sedunia ini selain aksi mahasiswa? Jawabannya ada! Tetapi tidak sebesar perhatian terhadap demo mahasiswa Indonesia.
Jokowi misalnya, diperbincangkan oleh 187.983 akun twitter Indonesia. Kepolisian RI juga diperbincangkan oleh 210.702 akun twitter Indonesia. Sementara DPR RI diperbincangkan oleh 82.939 akun twitter Indonesia. Sungguh besar ketiganya menarik publik Indonesia melalui akun twitter. Akan tetapi, itupun masih terkait aksi mahasiswa Indonesia.
Gambar I berikut juga memperlihatkan bahwa opini tentang TNI pada periode pantau 22-29 September 2019 juga dibentuk oleh keramaian tanggapan publik akan aksi mahasiswa. Berbeda dengan Presiden Jokowi, DPR RI dan Kepolisian RI, keramaian publik pada TNI bersentimen positif.
TNI dianggap menjadi antitesa dari perlakuan represif aparat kepolisian terhadap mahasiswa. Hal tersebut tercermin dari cuitan-cuitan netizen berdasarkan pengelompokan pada Gambar I di atas.
Jumlah akun yang terlibat membicarakan TNI berdasarkan perhitungan Evello mencapai 107.405 akun twitter. TNI berada pada posisi terbanyak keempat setelah Mahasiswa, Kepolisian dan Jokowi.
Selain TNI, keikutsertaan pelajar STM dalam aksi demo mahasiswa ramai menarik perhatian publik. Dalam catatan Evello, keterlibatan akun twitter membicarakan pelajar STM mencapai 74.953 akun.
Bintang Baru di Youtube
Mahasiswa menjelma menjadi bintang baru di Indonesia, terutama di dunia Youtube. Bagaimana tidak, aksi mereka telah menyedot perhatian publik demikian luas. Tercatat 623.622 komentar dilayangkan youtuber terhadap aksi mereka. Pun komentar-komentar tersebut bersentimen positif.
Selain berhamburan komentar, video-video yang menampilkan aksi, baik aksi lapangan dan forum dialog media ramai menarik perhatian pengunjung. Hanya dalam hitungan hari bahkan beberapa jam, video-video tersebut ditayangkan hingga jutaan kali.
Jumlah video bertemakan mahasiswa yang tersebar di youtube hingga Minggu, 29 September 2019 mencapai 1.837 video. Aksi mahasiswa di youtube telah tayang sebanyak 167.320.744.
Angka ini melebihi jumlah tayang isu apapun di Indonesia pada periode pantau 22-29 September 2019. Bahkan, jika mengacu pada jumlah tayang, aksi mahasiswa Indonesia lebih popuper di youtube dibandingkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Berdasarkan pantauan Evello, Trump disaksikan sebanyak 93.815.017 dengan jumlah video sebanyak 542.
“Polemik kabut asap masih merupakan isu primadona percakapan publik terhadap negara tetangga Indonesia. Pada ketiga negara, apakah itu soal kawasan wisata Thailand diselimuti asap, juga tentang ratusan sekolah terpaksa ditutup Malaysia, atau di Singapura dengan terusiknya balap Formula 1. Terutama Malaysia, percakapan dengan tingkat impression tinggi dampak kabut asap terbukti mendorong negara ini menjadi terpopuler se-ASEAN”.
Pemantauan Evello kali ini akan mengulas isu seputar negara Malaysia, Singapura dan Thailand. Menariknya mengulas isu negara-negara ini adalah, masih intensnya percakapan kabut asap di tengah besarnya dominasi kabar sepakbola. Data tentang kabut asap ini kian bertambah unik terutama karena viralitasnya hingga kini tak tertandingi.
Big Data Evello menunjukkan pemantauan negara ASEAN selama bulan September 2019, menempatkan percakapan Malaysia di media dan media sosial berada paling tinggi dibanding Singapura dan Thailand. Dapat diperjelas bahwa berita-berita dan percakapan mengulas Malaysia selain berjumlah paling banyak, tersebar paling banyak, juga terbukti paling menarik perhatian publik. Grafik ini menunjukkan kepopuleran Malaysia.
Sementara itu, Total Shared News Malaysia nyaris mencapai 16 ribu berita dibagikan, dengan sebelumnya terdapat hanya delapan ribuan berita. Hal ini mengisyaratkan secara signifikan publik tak sekedar ingin membaca informasi tentang Malaysia, tetapi juga berkepentingan untuk berbagi berita soal negara tersebut. Tren serupa ini terjadi pula pada Singapura, namun tidak signifikan pada negara Thailand.
Kabut Asap Mengusik Balapan F1 Singapura
Kabar memuat sejumlah warga bentangkan spanduk “Riau Dibakar
Bukan Terbakar” menjadi viral tentang Singapura. Kabar lain memuat desakan
terhadap pemerintah RI agar tak malu meminta bantuan negara tetangga dalam
penanganan kabut asap, mendorong negara Singapura berada di peringkat ketiga
negara terpopuler di Asean. Tak kurang, sebagian percakapan warganet terlihat
berisi sindiran terhadap pemerintah Indonesia.
Ragam berita viral tentang Singapura dalam pantauan Evello juga menunjukkan isu besar soal terusiknya ajang bergengsi balapan Formula 1 akibat asap pekat disekitar arena balapan tersebut. Dikabarkan bahwa kabut asap dipastikan akan mempengaruhi performa pembalap, terganggunya kesehatan para penonton, dan juga terhadap orang-orang atau kegiatan lainnya di sekitar lokasi tersebut.
Kawasan Wisata Thailand Diselimuti Asap Pekat
Popularitas negara Thailand berada di posisi kedua setelah Malaysia soal kabut asap ini. Kabar viral tentang negara ini berasal dari puluhan pelajar berunjuk rasa di jalan Kota Palangkaraya. Kabar lain mengulas denda bagi perusahaan pembakar hutan, turut menjadi berita viral dalam pantauan Evello Virality.
Lebih jauh soal kabut asap Thailand, warganet terpantau menyebut beberapa kawasan di selatan Thailand kini dilanda kabut asap dengan tingkat kualitas udara di kawasan wisata seperti Phuket dan sekitarnya, memasuki level berbahaya.
Malaysia Tutup Ratusan Sekolah Akibat Kabut Asap
Faktor pendidikan nampaknya begitu penting bagi pemerintah Malaysia, hal ini terlihat jelas dengan dikeluarkannya kebijakan menutup 409 sekolah akibat gangguan asap kiriman dari Indonesia ke wilayah Sarawak, dan kabar ini pun sontak menjadi fokus utama perhatian publik.
Perhatikan juga percakapan warganet pada gambar 4 di atas, selain pendidikan publik juga terpantau menyoroti isu-isu melibatkan tingkat emosional dalam (impression). Percakapan soal kepergian Gubernur ke Malaysia disaat kualitas udara di Sumsel berbahaya, juga tentang penolakan Indonesia atas bantuan negara Malaysia padamkan karhutla disinyalir karena gengsi atau masalah komunikasi, serta adanya ungkapan keprihatinan disampaikan anak Malaysia di Jambi tentang kondisi udara yang menakutkan.
Lalu mengapakah Malaysia menjadi terpopuler dibanding Singapura
dan Thailand soal kabut asap ini? Simak hasil kesimpulan Big Data Evello,
berikut:
Percakapan Kabut Asap Malaysia Memuat Kedalaman Emosional
Sebaran percakapan di media dan media sosial tentang kabut asap Malaysia tercatat paling tinggi, peta sebaran percakapan publik dalam pemantauan Evello Big Data menunjukkan data perhatian public nyaris merata di seluruh wilayah provinsi di tanah air. Besaran data ini juga memuat percakapan dengan tingkat impression tinggi tentang kabut asap Malaysia.
Ragam isu viral terpantau memuat perusahaan Malaysia dikenai sanksi akibat melakukan pembakaran hutan dan lahan, lalu negara Malaysia paling dekat dengan Indonesia dengan kabut kiriman berdampak pada terganggunya fasilitas pendidikan, serta kabar penolakan bantuan Malaysia telah memantik reaksi publik sangat besar.
Dengan menganalisis berita viral dan percakapan publik seputar kabut asap Malaysia, maka dapat disimpulkan berdasar gambar 5 di atas, keterlibatan sejumlah besar akun-akun unik telah menghasilkan jutaan percakapan memuat pesan emosional publik. Impression besar dalam percakapan publik ini mendorong Malaysia meraih popularitas lebih tinggi di banding Singapura dan Thailand dalam radar pemantauan Big Data Evello.
Global Warming menjadi isu lingkungan internasional, tak terkecuali di Indonesia. Sebagai negara yang dikelilingi laut, posisi Indonesia sangat terancam dengan global warming. Suhu bumi yang menghangat, akan melelehkan es di kutub, berakibat naiknya permukaan air laut. Air laut yang naik menggeser garis pantai menjadi beberapa meter ke daratan; beberapa kota yang dekat dengan laut akan tenggelam.
Semua berawal dari efek gas rumah kaca; Karbon dioksida, Metana, Dinitrogen oksida dan Gas-gas fluorin. Terbanyak adalah CO2, sisa pembakaran ini menjebak panas matahari. Penggunaan bahan bakar fosil tanpa kontrol dalam beberapa dekade ini meningkatkan Karbon dioksida secara signifikan. Sama seperti saat kita tertutup di dalam mobil tanpa AC. Panas matahari bisa masuk, tetapi tidak bisa keluar. Pada kondisi sebenarnya, panas matahari masuk ke bumi, kemudian diikat oleh gas rumah kaca. Rumah kaca sendiri merupakan wahana pembiakan tanaman yang biasa digunakan pada lingkungan sub-tropis.
Laporan perubahan cuaca dan pemanasan global PBB mengungkap
2019 menjadi tahun ‘terpanas’ dalam periode lima tahun terakhir. Laporan PBB
tersebut menuliskan rata-rata suhu global pada 2015-2019 berada dalam jalur
‘terpanas’. Dikutip dari AFP, iklim periode ini diperkirakan naik 1,1
derajat Celcius di atas era pra-industri (1850-1900) dan 0,2 derajat Celcius
lebih hangat sejak 2011-2015. Empat tahun terakhir ini sudah menjadi terpanas
sejak pencatatan iklim dan cuaca dimulai pada 1850.
Sementara itu dari pemantauan Evello periode Januari-September 2019, sebaran percakapan seputar Perubahan Iklim dan Pemanasan Global secara bertahap terus naik (Gambar 1).
Topik Perubahan Iklim mengalami lonjakan pada bulan Juli dan September. Di Bulan Juli ada pertemuan atara Anies Baswedan dan Dubes Denmark, Rasmus A. Kristensen, membicarakan perubahan iklim dan polusi udara. Respon pengguna Twitter mendongkrak publikasi pertemuan ini. Secara agregat perbincangan di Twitter terkait tema ini ada 947 cuitan. 737 Artikel coverage media dan 18 Video termuat di Youtube.
Sedangkan di bulan September ini, lonjakan percakapan netizen
sebagai respon dari pernyataan Wapres Jusuf Kalla, bahwa kebakaran hutan di Indonesia
diperparah dengan adanya perubahan iklim. Selain itu juga ada Greta Thunberg. Thunberg
aktivis lingkungan mendapat kesempatan berbicara di markas PBB, Senin
(23/9/2019). Gadis 16 tahun asal Swedia ini menyampaikan pidato emosional di
depan 60 pemimpin negara. Dia bahkan berani memarahi para pemimpin dunia yang
hadir di konferensi itu. Dalam pidatonya, Thunberg menuding para pemimpin dunia
telah mengkhianati generasi muda karena gagal mengatasi masalah.
Artikel yang paling banyak dibagikan pengguna Facebook
berasal dari viva.co.id. Berita bertajuk ‘Walhi Sebut Proyek OBOR RI-China
Tambah Rusak Lingkungan’ telah di bagikan 1,200 kali, sepanjang tahun ini.
Kemudian berita dari kompas.com, dengan judul Kurangi Polusi Udara, Anies Ingin
Belajar dari China telah disebar 2.600 kali.
Kesimpulan
Secara keseluruhan Perubahan Iklim dan Pemanasan Global, baik percakapan di media sosial dan jumlah artikel yang dimuat portal berita tanah air angkanya bisa disimak pada Gambar 2 di bawah ini.
Petikan informasi sepanjang tahun 2019 ini terhadap
Perubahan Iklim, pemberitaan sebanyak 5,293 kali, 3.517 cuitan di Twitter dan
40 video di Youtube. Sedangkan Isu Pemanasan Global ditulis media dalam 1,526 artikel,
360 cuitan pengguna Twitter dan 14 video di kanal Youtube.
Sebagai pembanding pada periode yang sama pengguna Twitter membincangkan Polusi 163.000 kali, dan mendapat ekspose di media online 14.000 kali. Topik Kebakaran Hutan dibagikan pengguna Twitter sampai 295,687 kali dan media coverage mencapai 49,996 berita. Keseluruhan topik Perubahan Iklim dan Pemanasan Global belum menarik perhatian publik.
Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia perlu menggencarkan informasi mengenai bahaya perubahan iklim dan global warming. Metode tercepat dan efektif saat ini dengan kampanye digital terintegrasi, dilakukan secara masif dan sistematis, untuk mencapai tujuan agar masyarakat secara sadar dengan sukarela mau menjalankan langkah-langkah pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjaga lingkungan. (*)
#UsutTuntasKasusLilyWahidin demikian tulis seorang netizen di dinding media sosial yang dimilikinya. Ia meyakini bahwa kematian seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal kota tempatnya tinggal di Ternate tidak wajar.
Dengan mengunggah foto Lily dengan jahitan panjang ditubuhnya, pria bernama Dimas Wahid ini menulis “Mohon maaf kepada pihak Korban Almarhumah Lily Wahidin, TKW Malaysia asal Kota Ternate, saya terpaksa posting salah satu foto Korban yang sangat privasi, sebelumnya sudah diposting terlebih dahulu oleh salah satu akunt kerabat korban ketika jenazah Almarhumah tiba di Kota Ternate kemarin.”
“Tak ada maksud lain selain meyakinkan publik bahwa Kematian Korban yang tidak wajar ini diduga ada indikasi pembunuhan dan sindikat perdagangan organ tubuh manusia karena tubuh korban dipenuhi jahitan.”
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Ternate Jusuf Sunya mengungkapkan, dilihat dari kronologis dan laporan yang dibuat Kepolisian Kerajaan Malaysia, dipastikan Lily meninggal setelah jatuh dari lantai 3 gedung. Kecelakaan itu juga mengakibatkan ia mengalami patah kaki.
Disnaker juga mendapat informasi jika saat mengikuti pelatihan di Bekasi selama 2 bulan, mendiang Lily dilatih untuk menjadi asisten rumah tangga (ART). Namun sesampainya di Pulau Pinang, Malaysia, ia justru ditempatkan bekerja di panti jompo.
Sementara itu, hasil pantauan Big Data Evello dalam sepekan (17-24 September 2019) memperlihatkan pemberitaan tentang Lily tidak besar. Total berita Lily bercampur urusan TKI/TKW lainnya dan kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencapai 159 artikel.
Media kompas.com adalah yang terbanyak memberitakan kematian Lily pada pekan ini dibandingkan media lainnya. 15 berita diturunkan oleh kompas.com menunjukkan tingginya perhatian media ini tehadap nasib Lily.
Walau pemberitaan tidak besar, tidak demikian dengan tanggapan netizen atas kasus kematian yang dihadapi oleh Lily Wahidin. Berita-berita kematian Lily tersebar sebanyak 3.749 kali di media sosial terbesar di Indonesia, Facebook.
Media berita Kumparan.com memiliki tingkat interaksi tertinggi dengan pengguna facebook dibandingkan media berita lainnya. Mengangkat judul “TKW asal Ternate Meninggal di Malaysia, Jasadnya Penuh Jahitan” berita tersebut memiliki tingkat interaksi di facebook sebanyak 2.851.
Tribunnews.com memiliki sebaran dan interaksi tertinggi kedua setelah Kumparan.com. Berita berjudul “BERITA POPULER: TKW Lily Wahidin yang Meninggal di Malaysia Diduga Dibunuh,Organ Tubuh Diambil Paksa” memiliki tingkat interaksi sebanyak 435.
Kesimpulan
Sebaran berita-berita tentang kematian TKW asal Ternate, Lily Wahidin bisa dikatakan tidak sebesar berita lainnya yang sedang ramai di tanah air. Satu berita tentang pergolakan di Papua berjudul “Mahasiswa Nduga: Kami Tinggalkan Indonesia Bukan Karena Takut” yang diangkat media SuaraPapua.com memiliki sebaran dan interaksi 3.417. Hampir mendekati seluruh sebaran berita tentang nasib Lily Wahidin.
Pun demikian, dengan sebaran dan interaksi sebanyak 3.749 kali, cukup bagi Evello untuk menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia menaruh perhatian terhadap nasib buruh Migran yang kadang berakhir tragis.
Slamet Jumiarto (42) tidak menyangka akan ditolak untuk tinggal di Pedukuhan Karet, Desa Pleret, Bantul, hanya karena dirinya beragama Katolik.
Indonesia terlahir dengan karunia keberagaman suku bangsa dan agama. Namun sayangnya, sampai saat ini konflik dan diskriminasi terhadap minoritas masih menghantui Republik ini. Tulisan ini akan mendalami adanya tindakan intoleransi terhadap penganut agama yang berbeda. Pew Research Center dari penelitiannya di tahun 2017, menempatkan Indonesia bersama Mesir, India, Rusia dan Pakistan, pada peringkat keseluruhan tertinggi baik dari pembatasan pemerintah dan permusuhan sosial yang melibatkan agama. Penggolongan ini untuk 25 negara terpadat.
Government
Restrictions Index (GRI) atau Indeks pembatasan pemerintah mengukur kontitusi,
kebijakan pemerintah dan tindakan yang membatasi kepercayaan atau praktik
keagamaan. Sedangkan Social Hostilities Index (SHI) (indeks permusuhan
sosial) mengukur tindakan permusuhan agama oleh individu pribadi, organisasi
dan kelompok sosial. Ini termasuk kekerasan massa atau sektarian, pelecehan
pakaian karena alasan agama dan intimidasi atau pelecehan terkait agama
lainnya.
Negara-negara dengan permusuhan sosial yang tinggi memiliki tingkat kekerasan dan intimidasi yang parah. Di Nigeria, misalnya, pertumpahan darah antara Muslim dan Kristen telah meletus beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, termasuk insiden tahun 2008 di mana perusuh membakar lima gereja, sebuah kantor polisi dan baraknya selama protes atas dugaan penistaan agama oleh seorang wanita Kristen.
Mengacu pada gambar 1 di samping, ada hubungan antara pembatasan pemerintah atau campur tangan pemerintah terhadap kehidupan beragama dengan tingginya angka ancaman sosial. Untuk negara dengan penduduk terpadat pembatasan pemerintah tertinggi ada di Cina, Iran, Rusia, Mesir dan Indonesia. Empat negara tersebut berada di dalam kategori pembatasan ‘sangat tinggi’ dan ‘tinggi’. Sementara itu, negara dengan peringkat terendah adalah Afrika Selatan, Jepang, Filipina, Brasil, dan Korea Selatan. Negara-negara ini masuk dalam golongan pembatasan pemerintah “rendah”, dengan pengecualian Korea Selatan, yang memiliki batasan pemerintah. Negara-negara yang sangat padat penduduknya dengan tingkat permusuhan sosial tertinggi yang melibatkan agama adalah India, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Bangladesh, dengan kelima negara tersebut mengalami tingkat permusuhan yang “sangat tinggi”. Jepang, Korea Selatan, Cina, Vietnam dan Iran memiliki tingkat permusuhan sosial paling rendah, berada pada katagori rendah atau sedang di antara 25 negara terpadat di dunia.
Bagaimana
kondisi konflik agama dengan Indeks Permusuhan 10? Di India pertikaian bertema
agama kerap melibatkan penganut Hindu dan Islam. Mayoritas penduduk India
memeluk Hindu. Berdasar data sensus tahun 2011, penganut agama di India; Hindu
(79.8%), Islam (14.2%), Kristen (2.3%), Sikh (1.7%), Buddha (0.7%), Jain
(0.4%), Agama lain (0.7%), Tak beragama (0.2%)
Gambar 2 menampilkan tangkapan Big Data Evello pada fitur Virality. Berita paling banyak di bagikan ini, dari viva.co.id memuat berita bertajuk ‘Jual Daging Sapi di India, Pria Dikeroyok Dipaksa Makan Daging Babi’. Seorang pedagang Muslim di negara bagian Assam, India sedang pulang kerja ketika didatangi oleh massa. Shaukat Ali diserang dan dipaksa memakan daging babi.
Konflik Agama di Indonesia dalam Big Data
Bagaimana
dengan di Indonesia? Riset Pew mengungkap Indonesia tergolong negara dengan
permusuhan sosial yang sangat tinggi. Misalnya, banyak permusuhan publik
ditujukan pada komunitas minoritas Ahmadiyah. Setelah fatwa 2007 oleh Majelis
Ulama Indonesia menyatakan Ahmadiyah menyimpang dan sesat, kelompok-kelompok
Muslim di Jawa Barat membakar masjid Ahmadiyah. Masjid-masjid Ahmadiyah lainnya
dirusak atau dipaksa ditutup oleh warga. Belum lagi perlakuan diskriminatif terhadap
penganut Sunda Wiwitan, Syiah, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia.
Data
Result Evello, seperti tampak pada Gambar 3, memang lebih dominan percakapan
perihal Intoleransi Beragama dibanding Toleransi Beragama.
Namun
apakah benar demikian? Bahwa negara kita sudah menjadi negara yang intoleran? Mari
kita telaah lebih dalam dari data feed Result Evello. Terdapat lonjakan perbincangan
tentang intoleransi agama pada bulan Agustus. Bersumber pada video yang
mengemukakan negara dinilai diamkan diskriminasi agama kebebasan beragama di
indonesia. Peneliti utama SMRC Saiful Mujani menilai negara seharusnya
melindungi hak warga dalam beragama. Diskriminasi paling besar dirasakan
kelompok minoritas.
Selain itu
ada Ustadz Abdul Somad yang melecehkan Salib sebagai simbol utama kekristenan. Tentu
saja ini menimbulkan gejolak, MUI meminta agar kepada Ustadz Abdul Somad agar
tidak lagi masuk ke dalam wilayah kepercayaan orang lain seperti dalam ceramah
kontroversial sebelumnya. Respon masyarakat terhadap Ustadz Abdul Somad terlihat
dari unggahan video di channel Youtube. Evello mencatat tiga video tertinggi di
lihat dengan total views mencapai 863,558 kali, dengan jumlah komentar 10,365.
Namun dari
awan tema Evello, pada topik Intoleransi Agama, seperti pada gambar di bawah. Justru
mengangkat publikasi Kabupaten Jayapura sebagai zona integritas kerukunan hidup
umat beragama.
Seperti cuplikan
dari media, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw sejak 2016 menginisiasi Kabupaten
Jayapura sebagai Zona Integritas Kerukunan Hidup Umat Beragama. Langkah Bupati
tersebut didasarkan kenyataan bahwa Kabupaten Jayapura dihuni oleh warga dari
berbagai suku, agama, adat-istiadat, dan bahasa. Untuk mencegah terjadinya
konflik agama & sosial, Bupati Bupati Jayapura Mathius Awoitauw pada 2016
menginisiasi Kabupaten Jayapura sebagai Zona Integritas Kerukunan Hidup Umat
Beragama.
Periode Januari-September,
isu utama seputar toleransi berasal dari tanggapan Wali Kota Semarang terkait
polemik pendirian Gereja Baptis Indonesia. Menurut Hendrar Prihadi, Kebebasan
agama di Kota Semarang pun sangat dijunjung tinggi. Hanya saja, hal yang perlu
dipertegas yakni pengajuan IMB harus sesuai prosedur. Pembangunan Gereja
tersebut menyalahi prosedur karena semula peruntukan IMB bukan untuk pembangunan
gereja.
Dari beberapa ulasan
isu utama diatas, Intoleransi dan Toleransi bukan merupakan topik utama yang
dibahas pasa setiap target pemantauan. Misalnya pada target Toleransi, video
terbanyak dibagikan perihal respon terhadap UAS. Sedangkan pada Theme Cloud
Intoleransi, secara umum media justru membahas Bupati Kabupaten Jayapura yang
menginisiasi Zona Integritas Kerukunan Hidup Umat Beragama, sebagai upaya untuk
meredam konflik sosial dan konflik agama. Sehingga dominannya percakapan pada target
pemantauan Intoleransi Beragama belum tentu mencerminkan Indonesia yang tidak lagi
toleran.
Selamatkan Indonesia
Indonesia merupakan
negara besar dengan keberagaman suku bangsa dan agama. Gesekan antar agama dalam
berkehidupan tentu saja tidak bisa di hindarkan. Bapak Bangsa telah membuat
perekat Pancasila, agar kehidupan berbangsa dan bertanah air bisa berjalan
dalam semangat toleransi. Seperti yang dicontohkan saudara kita di Bali, saat Hari
Raya Nyepi bertepatan dengan hari Jumat. Sempat ada kekhawatiran jika sholat
jumat tidak bisa di tunaikan. Namun yang terjadi sungguh menyejukkan hati. “Boleh
keluar rumah menuju masjid atau mushala terdekat di sekitar lingkungan atau
desa,” ujar Ida Bagus Gede Wiyana, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama
Bali (Ketua FKUB Bali), kepada Kompas.com, Kamis (22/3/2012). Namun, saat
menuju masjid atau mushala tidak diperkenankan menggunakan kendaraan bermotor
dan harus berjalan kaki.
Berkaca pada hasil
riset Pew, intoleransi di India, dan potensi konflik di Indonesia, kita harus
waspada penuh. India tertinggi nilai ancaman sosialnya 10, Indonesia di angka
6. Angka ini seperti menempatkan Indonesia di jurang pertikaian. Toleransi dan
kerukunan harus dijaga bersama.
Gambar 6 di atas
merupakan Virality Big Data Evello, menampilkan berita terbanyak dibagikan
pengguna media sosial. Artikel tentang Slamet yang sukses melawan diskriminasi
di Bantul. Awalnya ditolak bermukim karena perbedaan kepercayaan. Kemudian Slamet
fight back, akhirnya peraturan larangan bertempat tinggal bagi penganut
agama berbeda itu di hapuskan.
Semoga kisah Nyepi dan
Slamet ini bisa menjadi contoh, betapa nikmat dan indahnya hidup dalam
keberagaman.
“Yang terpenting bagi saya, peraturan tersebut sudah dicabut. Jangan sampai ada korban lainnya. Jangan sampai cap intoleransi di DIY semakin tebal,” kata Slamet
“Festival Asap Tahunan…sampai kapan udara di Riau seperti Ini….semoga semuanya cepat berlalu….sebarkan ke khalayak ramai….kami masyarakat Riau memohon doa supaya diberikan kesehatan dan kesabaran dalam menghadapi bencana asap ini….” (Setia Hati Channel)
Analisa Big Data Evello kali ini tertuju
pada ‘interest’ Tren Bencana dengan empat target: Gempa, Erupsi, dan Banjir
serta Kebakaran. Walhasil, tren bencana kebakaran grafiknya terlihat melonjak dengan
tingkat sebaran percakapan dan pemberitaan paling ramai di media dan media social.
Kenyataannya, bencana kebakaran
khususnya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) memang tengah melanda berbagai
daerah di Indonesia. Periode pemantauan pada 08 – 15 September 2019, mendudukkan
tren bencana karhutla keluar sebagai isu paling menarik minat publik (masyarakat dan pemerintah).
Dampak karhutla, dampak kerugiannya bagi negara, kerusakan lingkungan, musnahnya ekosistem, dampak bagi kesehatan manusia, dan tak kurang tercorengnya nama baik Indonesia di mata negara tetangga, dampak negative kabut asap akibat karhutla demikian signifikan. Seluruh dampak ini telah memantik ragam reaksi publik, salah satunya seperti ungkapan keprihatinan disampaikan (Youtuber: Setia Hati Channel) pada sepenggal kalimat di atas.
Gambar 1. Bencana
Kebakaran Mendominasi Percakapan Publik
Perhatikan pada gambar 1, periode
ini menampilkan porsi percakapan public tentang karhutla menempati total 39.229
data. Data ini jauh meninggalkan tren bencana gempa dengan 2.681, dan 82 data soal
erupsi, serta banjir sebesar 3.486 percakapan. Bencana akibat karhutla seharusnya
dinyatakan penting berdasar besarnya jumlah data ini.
Fokus Perhatian Publik
Gambar 2. Berita
Viral Bencana Kebakaran dan Kabut Asap
Evello Virality menampilkan potongan pemberitaan dari berbagai
media seperti kompas, cnnindonesia, dan viva muncul sebagai media dengan berita
viral terpantau Big Data Evello. Ulasan menyoal peringatan ibu hamil hingga
balita dilarang keluar rumah akibat kabut asap pekat di Pekanbaru, tentang Greenpeace
sebut kabut asap Riau sebagai indikasi kegagalan pemerintah. Kemudian soal kabut
asap kiriman dari Indonesia ke Malaysia dan Singapura, dan masalah kualitas
udara di Riau berada pada level mengkhawatirkan.
Berdasar data berita viral tersebut,
secara garis besar dapat terlihat bahwa publik menaruh perhatian lebih pada dampak
akibat karhutla, informasi tentang kabut asap paling diminati publik dibanding isu
lain seputar bencana karhutla semisal korban bencana, atau pelaku pembakaran
liar.
Kondisi serupa juga terjadi melalui
pemantauan pada video dengan jumlah terbanyak menarik perhatian pemirsa Youtube. Perhatikan gambar 3 di bawah
ini, jumlah video ditonton mengulas isu kebakaran mencapai 463,452 views dengan porsi besar telah
ditonton terutama mengulas dampak kabut asap. Persoalan kabut asap terlihat menjadi
frasa kunci perhatian publik.
Gambar 3. Video Terbanyak
Ditonton Pemirsa Mengulas Kabut Asap dan Kualitas Udara
Sejauh ini Evello telah mengulas
tentang seberapa besar dan apa saja yang menjadi fokus penting diulas dalam
pemberitaan dan percakapan public terkait isu bencana kebakaran. Selanjutnya, dan
tak kalah penting untuk mengetahui fokus perhatian publik ini, percakapan tentang
karhutla dan kabut asap tersebar di daerah mana saja melalui peta sebaran
percakapan di lingkup wilayah Indonesia.
Isu Berskala Nasional
Sebaran keseluruhan percakapan
bencana kebakaran nyaris merata di seluruh wilayah provinsi di tanah air. Menariknya,
pulau Jawa ternyata paling banyak mendapat sebaran percakapan public jika
dibandingkan daerah-daerah lain termasuk pada daerah terdampak bencana kebakaran
seperti di Riau dan Kalimantan.
Gambar 4. Peta Sebaran Percakapan
Bencana Kebakaran
Sebagai perbandingan, jumlah
percakapan di Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Tengah misalnya, mendapat sebaran masing-masing
4000 lebih percakapan, sedang di Riau atau di Kalimantan ternyata kurang dari
800 sebaran percakapan. Konsentrasi besar perhatian publik di kota-kota di
tanah Jawa dan daerah lain di Indonesia cukup unik, kondisi persebaran percakapan
isu bencana kebakaran pada akhirnya membuktikan bahwa persoalan kabut asap merupakan
isu dengan skala nasional.
Isu ini kian meruncing di mata
publik terutama karena pihak-pihak terkait dan pemerintah dinilai gagal
melakukan pencegahan bencana kebakaran dan kabut asap. Seperti apa dan kepada
siapa percakapan publik ditujukan? Berikut tema-tema besar pada linimasa
twitter akan menguak hal ini.
Gambar 5. Awan Tema Diperbincangkan
Publik pada Linimasa Twitter Terkait Bencana Kebakaran
Percakapan Publik Bertema Kualitas Udara
Percakapan publik bertema kualitas
udara muncul melalui akun-akun unik pada linimasa twitter. Pesan percakapan ini
menyoal kualitas udara di Riau sangat tidak sehat akibat pekatnya kabut asap
disebabkan karhutla tak kunjung usai. Terlihat bahwa percakapan ini juga ditujukan
tak hanya kepada masyarakat namun juga ditujukan kepada seluruh pihak terkait,
utamanya pemerintah dan pemerintah daerah agar segera menanggulangi persoalan
kabut asap yang terjadi di Riau.
Percakapan Publik Mengarah ke Jokowi
Bagian ini tercatat memiliki
lebih dari 7000 percakapan bertema Jokowi, percakapan ini jelas ditujukan
kepada pemerintahan Jokowi. Salah satu isi percakapan meminta agar karhutla dan
kabut asap dijadikan bencana nasional, dan butuh tindakan lebih nyata dari
Presiden Jokowi selaku pemerintah dan pihak terkait untuk segera menangani
persoalan ini hingga tuntas. Percakapan lain terpantau berisi sindiran dan
kritik terhadap kinerja Jokowi.
Percakapan Publik Menyoal Debat Pilpres
Percakapan selanjutnya memuat gelembung awan tema cukup besar berasal dari akun @andre_rosiade. Akun ini mengkritisi debat pilpres di mana “Jokowi kala itu menyebut tidak ada lagi kebakaran hutan, namun justru sebaliknnya kebakaran hutan kini terjadi lagi”.
Kesimpulan Evello
Gambar 6. Seluruh Awan Tema Menyelimuti
Frasa Kunci “Kabut Asap”
Sedari awal kita telah menganalisa
secara gamblang tentang besaran data dan sebaran pemberitaan mendorong tren
bencana kebakaran melonjak drastis dalam grafik perhatian publik. Bagaimana berita
viral dan video terbanyak ditonton pemirsa mengulas bencana kebakaran ternyata memuat
informasi “kabut asap”, hingga sampai pada isu kabut asap sebagai isu berskala
nasional dalam distribusi sebaran percakapan.
Tak kurang, awan tema pada
linimasa twitter juga memunculkan tiga frasa dalam percakapan publik, dan kepada
siapa seluruh percakapan tersebut ditujukan. Seluruhnya kian mengarah pada satu
frasa kunci yakni “kabut asap”. Mengapa frasa kabut asap muncul sebagai kata
kunci penting dalam tren percakapan bencana kebakaran?
Kesimpulan Evello akan didapat melalui gambar 6 di atas, tema “kebakaran/karhutla”, “pekanbaru/riau”, “kabupaten/provinsi”, “berita provinsi/berita kota”, seluruhnya melingkupi frasa “kabut asap” di media online. Seluruh frasa yang muncul jika digabungkan menjadi sebuah kalimat kesimpulan, maka akan didapat seperti berikut:
“Kabut asap merupakan dampak dari karhutla yang kini terjadi di beberapa
daerah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia (makhluk hidup), juga kerusakan lingkungan
dan musnahnya eksosistem akibat karhutla. Negara pun mengalami kerugian sangat besar,
citra negara menjadi rusak sebab kabut asap mengganggu negara tetangga”.
“Publik di seluruh tanah air menaruh perhatian besar pada upaya
penanggulangan bencana kabut asap ini oleh seluruh pihak terkait, utamanya pemerintah
di tingkat kabupten/provinsi, maupun pemerintah pusat hingga tuntas ke
akar-akarnya. Publik pun menyiratkan harapan besar agar persoalan kabut asap
dapat segera diakhiri, dan bencana karhutla tidak lagi terjadi di tahun-tahun
mendatang hingga apa yang disebut dengan istilah ‘festival asap tahunan’
menjadi yang terakhir di tahun 2019 ini”.